Cerita ini berawal sejak aku duduk di bangku kelas XI, di kelas ini
aku punya 4 orang sahabat yaitu, Lyta, Ecca, Eva dan Mina. Awal nya kita
adalah sahabat kemana-mana selalu bareng, dihukum guru selalu kompak,
mau ke kantin, perpustakaan, bahkan ke toilet sekalipun selalu berlima,
karena itu kita disebut BLINK sama teman-teman yang lain, yah wajar sih
kita gak kalah menarik lah.
Awal nya semua baik-baik saja, kompak dan saling mengisi, tapi semenjak eva memiliki pacar semua berubah drastis.
Eva dan Mina diam-diam memiliki benci dan dendam kepada aku, Lyta dan
Ecca, setiap hari nya kita terbagi menjadi 2 kelompok dan kani tak
pernah tau apa yang menjadi penyebab semua ini.
Pagi itu aku dan Lyta masuk kelas duluan, tidak lama kemudian Eva dan
Mina menyusul sambil tertawa dengan asik nya, tanpa sedikit pun menyapa
aku dan Lyta,
“Ta, mereka kenapa ya kok tiba-tiba menjauh gitu dari kita?” tanya ku menghilangkan kesepian di antara kami berdua.
“entah, aku juga gak tau ran” jawab Rita
5 menit kemudian Ecca datang dan menghampira kami sembari menyapa
kami berempat “pagi semua..!” sapa nya sambil duduk di sebelah kursi Eva
karena memang Eva adalah teman satu meja nya sedangkan Mina duduk di
belakang Eca dan Eva.
Eva menatap Eca begitu sinis, dan segera pindah tempat duduk
“loh, kok pindah Va..?” tanya Eca
Tak sedikit pun Eva membalas teguran Eca
“Eva kenapa guys?”
“entah, dah biarin aja ntar juga baik sendiri dia nya” jawab ku.
Hari demi hari kami lewati setiap hari nya, dan setiap hari Eva dan
Minar semakin menjauhi kami bahkan menjelek-jelekkan kami kepada
teman-teman yang lain.
Gak sedikit kawan satu kelas ku mengangggap aku, Lyta dan Eca penghianat, padahal kami tidak tau apa yang sebenarnya terjadi.
Hingga suatu hari, guru biologi kami berhalangan masuk kelas dan kami
diberi tugas. Namun, Eva dan Mina malah asik kirim-kiriman surat entah
apa yang mereka bicarakan. Eca yang duduk di sebelah Eva merasa
dikucilkan dan curiga akan tingkah eva terhadapnya, dia mengambil
selembaran kertas dan melemparnya ke meja ku “ntar pulang sekolah kita
belakangan yah, ada yang pengen aku omongin” isi surat dari Eca.
“TEEEEEET” bel tanda pulang sekolah pun berbunyi semua teman-teman bergeges pulang termasuk Eva dan Mina.
“mau ngomongin apaan sih Ca?” tanya Lyta
“aku curiga kalau eva dan mina membunyikan sesuatu, aku tadi lihat mereka kirim-kiriman surat, kita cari suratnya yuk” ujar Eca
Dan kami pun mencari surat itu, dan berada di laci syukur teman semeja nya Mina.
Air mata Eca langsung membasahi pipi nya dan betapa sakit nya hati
kami saat membaca surat itu, “ini lebih dari keterlaluan guys, aku Benci
bangat mereka guys” ujar ku semakin emosi “kita tidak boleh membenci
mereka, biar bagaimana pun juga mereka pernah jadi bagian dari kita,
lebih baik kita berdoa buat mereka” kata Lyta. Lyta dia memang yang
paling baik dan religius di antara kami.
Keesokan harinya Eva dan Mina sedang asik nya ngobrol di kantin sekolah, Eca datang menghampiri nya dengan wajah menahan tangis
“Aku salah apa sama kalian berdua, salah apa aku Va? apa segitu besarnya
kesalahan aku ke kamu sampai kamu menjelek-jelekkan aku, Lyta dan Rany
di depan temen-teman satu kelas, menjauhi kami, jawab Va jawab” tanya
Eca menahan tangis nya
“kamu mau tau apa salah kamu, salah kamu adalah karena kamu itu adalah
seorang penghianat dan kamu tau kenapa aku juga membenci kedua sahabat
mu itu, karena mereka selalu belain penghianat seperti kamu” jawab Eva
dan pergi meninggalkan Eca yang hampir saja menangis mendengar jawaban
Eva, Untung saja saat itu sekolah belum ramai jadi suasana tidak sampai
runyam.
Tiga hari setelah kejadian itu Eca masih kepikiran omongan Eva yang
mengatakan dia penghianat sedangkan dia tidak tau apa yang dia sudah
perbuat sehingga membuat Eva mengatakan dia seorang penghianat.
“kamu kenapa Ca?” tanya ku yang melihat Eca tampak sedih “sudah gak usah
dipikirin kamu kayak gak tau saja Eva tuh gimana, dia itu egois dan
ingin selalu benar” tambah Lyta
“aku cuman bingung guys, apa yang aku khianati dari Eva?”
Inda teman sekelas kami datang menghampiri kami dan bercerita apa yang sebenarnya terjadi, kenapa Eva begitu membenci kami.
“ca, lyt, ran, sebenarnya kemarin Eva bilang kalau kamu mengambil
pacarnya eva, sampai mereka sekarang putus dan mereka membenci kalian
berdua itu karena kalian belain Eca” terang inda
“Astaga, aku benar-benar gak tau harus ngomong apa lagi, dan sekarang
aku harus jelasin ini semua kepada Eva” kata eca sambil menangis
“sabar ya Ca”
Setelah pulang sekolah, Eca menemui Eva yang sedang membereskan
barang-barang nya dan ingin bergegas pulang “Va tunggu, aku pengen
ngomong sama kamu” ujar Eca
“minggir kamu, aku buru-buru”
“aku tau apa kenapa kamu benci sama saya, aku cuman mau bilang, aku gak pernah merebut marsyah dari kamu”
“trus kenapa kamu asik smsan dengan nya”
“aku cuman smsan dengan nya sekali saja, itu pun dia menanyakan kamu,
waktu itu handphone kamu tidak aktif, dia tau nomor HP aku karena kamu
kan pernah make Hp aku buat minta jemput sama dia..”
“ah, aku gak peduli yah kamu mau ngomong apa, aku sama sekali gak
percaya” itu lah jawaban Eva saat Eca mencoba menjelaskan yang
sebenarnya.
Di tengah perjalanan pulang teryata Eva memikirkan penjelasan Eca
tadi, dan dia mencoba mencari tau kebenarannya, dan dia juga curiga
dengan sahabat kepercayaannya itu Minar.
Setelah beberapa hari kemudian, keadaan masih tetap sama seperti belakangan ini.
Aku, Eca dan Lyta, asik bercanda bareng tanpa memperdulikan keegoisan
kedua sahabat kami, di belakang kami terlihat Eva sedang berbincang
dengan Mina.
“Min, aku boleh pinjem hp kamu gak”
“oh.. boleh”
Saat itu lah dia tau kebenarannya kalau ternyata selama ini yang menusuk
dia dari belakang adalah sahabat kepercayaannya sendiri, setelah dia
membuka inbox nya Mina dan Mina hanya berusaha menutupi kesalahannya dan
melontarkannya kepada Eca, karena dia pernah melihat Eca berkomunikasi
dengan marsyah.
Namun, Eva orang yang egois dan gengsian biar pun dia sudah tau
kebenarannya Dia tidak pernah mau meminta maaf, paling dia hanya menegur
kami duluan, bahkan sekarang Dia malah jauh-jauhan sama Mina. Sedangkan
aku, Eca dan Lyta tetap jadi sahabat sejati.
Bagi saya pacar itu memang penting tapi sahabat adalah
segala-galanya. Namun, kita juga harus berhati-hati dalam memilih
sahabat, jaga lah kepercayaan dari sahabat kita karena itu lah kunci
agar persahabatan kita tetap terjaga.
inilah kisah persahabatan kami sejak duduk di kursi kelas XI IPA 2.
0 komentar:
Posting Komentar