Test Footer

Faceblog Evolutions
Tutorial Blog | SEO | HTML | CSS | jQuery
http://mas-andes.blogspot.com

Faceblog Evolutions
Tutorial Blog | SEO | HTML | CSS | jQuery
http://mas-andes.blogspot.com

Faceblog Evolutions
Tutorial Blog | SEO | HTML | CSS | jQuery
http://mas-andes.blogspot.com

Faceblog Evolutions
Tutorial Blog | SEO | HTML | CSS | jQuery
http://mas-andes.blogspot.com

Faceblog Evolutions
Tutorial Blog | SEO | HTML | CSS | jQuery
http://mas-andes.blogspot.com

Ads by Faceblog Evolutions

Rabu, 19 November 2014

CERPEN DINDING SEKOLAH RAHASIA

Senin pagi…
Tok… tok… tok…
Seseorang mengetuk pintu kamarku dari luar. Pintu sengaja aku kunci, karena aku benar-benar gak mau di ganggu semaleman.
“klara, bangun!!! Dari semalem, mama pulang sampai sekarang pintu masih di kunci aja” ternyata itu suara mama. “sudah sholat subuh belum?” teriak mama sekali lagi. Dilanjutkan langkah kaki mama meninggalkan depan kamarku. Setelah mendengar jawabanku.
Aku mengucek kedua mataku, ku lihat wajahku di cermin. Ya, sudah kuduga. Mata panda, rambut berantakan, pipiku turun ke bawah. Aku bagai monster.
“selamat pagi mata panda!!!” seruku di depan cermin, lalu ku tarik garis di sudut bibirku, walaupun, tidak mengurangi wajah burukku di pagi yang cerah ini. Setidaknya itu lebih baik.
Ku tarik langkah kakiku ke pintu kamar. Perlahan ku buka kunci kamar itu lalu bergegas ke kamar mandi untuk mengambil air wudlu.
Seusai sholat subuh, aku bersiap mandi. Walaupun sudah mandi pun, mataku tetap terlihat habis nangis. Oh no!!
Hari ini akan lebih indah dari pada kemarin, aku yakin itu. Walaupun aku harus melihat mantanku, Kevin di kelas. Walaupun, Bram akan mengejek mata pandaku, ataupun Karin akan menyombongkan diri dengan kecantikannya lebih dari pada aku. Hidup harus terus berjalan.
Aku merias diri di kamar, seragam lengkap dengan balutan rompi hitam bergradasi merah. Rok selutut kotak-kotak merah hitam. Bandana merah, dengan jam tangan merah di tangan kiri. Mata pandaku ku tutupi dengan eyeliner. Ku poles bedak tipis. Dan berhasil, aku terlihat jauh lebih segar.
“Klara, makan dulu!!” triak mama.
“iya ma, sebentar”
Aku menuju ruang makan dengan sepatu kets merah, dan tas merah berisi buku-buku tulis. Dan sisanya buku besar-besar ku jinjing dengan satu tangan.
“Ra, besok aku ada band di kampus, kamu datang ya?” Kak Bayu, kakak laki-laki ku, menegurku sebelum aku sempat duduk di kursi makan. Aku yang masih terkena sindrom galau gara-gara kejadian kemarin siang malas untuk menanggapi. “Ra, kamu denger gak sih?”
“ha? Iya aku denger. Gak janji ya kak” jawabku malas.
“sssttt, ini kita lagi di depan makanan, jangan ribut!!” mama menengahi keluhan kak Bayu. Keluhannya semakin terdengar ketika mama memotong perkataan kak Bayu tentang rencanya yang sama sekali tidak aku dengar.
Aku masih sibuk mengenang kejadian kemarin siang. Saat rumah sedang sepi. Saat kakak sibuk di studio musik. Saat mama sedang bekerja. Saat Kevin datang dengan kata-kata naifnya.
“aku gak sayang sama kamu, dan aku lelah dengan semua ini. Aku ingin tenang dan gak mikirin semua ini. Aku ingin bebas.”
“Ra, kita putus”
Kepalaku pusing mengingat kejadian kemarin. Ia berkata seperti itu hanya untuk gadis lain. padahal hubungan kami sudah hampir satu tahun lamanya. Aku tidak tau kenapa ia berubah secepat itu. Mungkin ia benar-benar selingkuh.
Seperti sebelumnya, seperti biasanya. Ia mengkhianatiku dengan cara itu. Untungnya ia sudah memilih pergi, dan jika ia kembali, aku tak mau memaafkannya lagi. itu terlalu menyakitkan bagiku.
“Klara, kamu gak makan?” kak Bayu mengagetkanku, aku baru sadar kalau aku masih di meja makan. Dan aku baru sadar kalau mama sudah pergi ke kantor. Dan aku juga baru benar-benar sadar kalau dari tadi aku hanya mengaduk-aduk makananku dengan sendok.
“Klara” sekali lagi kakak ku yang bawel itu mengagetkanku.
“apaan sih kak?!” jawabku ketus.
“hello!! Lo pikir napa?? Ni udah jam berapa tukang ngayal??”
Aku melirik jam dinding di ruang makan. OMG jam 06.50. Aih!! Telat sekolah!!! Gawat gawat gawat. “kenapa kakak gak kasih tau aku?”
“ya ampun Klara, adekku tersayang!! Kamu pikir dari tadi aku ngapain disini?! Aku juga telat gara-gara kamu!”
Aku menepuk jidatku dan begegas dengan tas punggungku.
Kak Bayu ikut sibuk melihatku terburu-buru.
Di sekolah.
Pintu gerbang tutup 5 menit sebelum aku sampai tepat di depan gerbang. Aku mengerucutkan ujung bibirku protes terhadap kak Bayu, aku menyalahkan motornya yang lelet. Yang diprotesin malah mengangkat kedua bahunya lalu pergi dengan MoGe-nya, untuk kuliah.
Gak Cuma aku sih yang telat hari ini. Masih ada 3 siswa disana -di depan gerbang- yang ketiganya gak aku kenal. Ada yang memang beda kelas, ada juga yang adik atau kakak kelas. Ini benar-benar hari sial! Batinku.
Aku mengamati keadaan sekitar, berharap ada jalan lain yang bisa aku lewati, atau setidaknya ada tempat yang bisa aku singgahi sebelum bel istirahat pertama tiba. Tapi kemana?
Aku menarik ujung tali tas ku, berjalan meninggalkan gerbang setelah tidak berhasil merayu pak satpam yang berjaga. Satpam baru itu sungguh tegas dan disiplin. Aku menendang kaleng pepsi di jalanan. Sebagai ungkapan rasa kesalku.
Tiba-tiba seseorang berseragam sama denganku terlihat memasuki sebuah lorong aneh, tidak di antara tiga orang yang telat bersamaku tadi. Aku memilih mengikuti langkahnya, perlahan sampai tidak di dengarnya. Diam diam tapi pasti.
Aku berjalan mengikutinya sampai aku menemukan dia di dekat tebing rendah yang mudah untuk dilompati. Aku melihat caranya melompat dan menghilang. Ada tempat seperti ini kah di sekolahku? Aku baru tau. Aku mencoba mengikutinya setelah agak lama berselang. Lebih baik jaga jarak dari orang tadi. Setidaknya aku tau jalan masuk sekolah tanpa ketauan pak satpam.
Tebing itu ternyata berada di belakang gudang sekolah. Aku berjalan melenggang ke arah kelas. Tak ada yang tau. Ini keren! Ditambah ternyata kelasku itu sedang ada jam kosong. Aku masuk kelas dengan langkah gaya sambil bersiul kecil. Tersenyum menyebalkan ke arah Kisya, teman sebangku ku.
“kamu telat Ra?” tanyanya padaku setelah memasang tampang sinis.
Aku tertawa lepas dan mengangguk mantap.
“kok bisa masuk?” tanyanya lagi.
“kamu lupa? Aku kan bisa sulapan sekali kedip langsung pindah. Tuing!” aku mengedipkan mataku, mencandai Kisya.
Wajah Kisya terlihat lucu melihat candaanku. “dasar ngilfilin!!!” protesnya. “hmm, katanya lagi galau? Perasaan dilihat-lihat happy-happy aja”
Aku terperanjat dengan kata-kata Kisya pagi ini. Ah iya. Hampir lupa aku kalau hari ini aku lagi galau berat. Ini gara-gara efek terlalu seneng bisa nemuin jalan rahasia. Wajahku berubah 180 derajat kembali muram. Ditambah seseorang dengan tampang menyebalkan masuk kelas dengan gaya super soknya, Kevin.
Kevin berjalan dengan gaya. Tasnya hanya di gantungin satu di bahu kanannya. Rambutnya dibasahi sehingga berdiri beberapa centi. Ia melirikku sebentar dan menarik salah satu sudut bibirnya, terlihat sombong dan angkuh. Lalu melengos mengalihkan perhatian dari wajahku yang membiru. Aku kesal, benar-benar kesal. Terkutuk kau Kevin!!!
Seandainya saja aku tidak satu kelas dengannya ini pasti akan mudah. Tapi, ternyata tidak semudah itu. Ia disana duduk dengan gayanya dan kulihat seorang gadis berparas bak model itu berjalan menghampirinya, setelah menatap hina ke arahku.
“sabar ya Ra, semoga aja mereka dapat dapet balasannya.” Seolah tau, Kisya menghiburku. Aku mengangguk lemah. Disana gadis itu asik mencandai Kevin, dan Kevin terlihat bahagia. Aku menghembuskan nafas berat.
Gak ada yang lebih indah dari pada sabtu pagi.
Meski tiap hari sabtu aku telat masuk sekolah gara-gara kesiangan. Tapi, sekarang adalah perkara mudah untuk masuk sekolah tanpa ketauan pak satpam. Dan beruntung, tiap sabtu pagi Pak Joko juga selalu telat masuk karena harus menjadi dosen pembimbing salah satu muridnya di universitas yang tidak jauh dari sekolahku.
Setiap malam sabtu aku srlalu isi dengan nonton film di bioskop bareng temen-temen grup sepeda. Yang rata-rata sudah lulus sekolah. hang out ini sengaja aku gunakan untuk menghilangkan rasa galau yang selalu merayapi di dinding hatiku.
Ditambah lagi seminggu setelah aku dan Kevin putus, Kevin dan Karin jadian tepat di depanku. Tepatnya di kantin sekolah. Dan saat itu aku ada di sana. Menyesakkan.
Dan ini aku sekarang sedang berusaha melompati dinding rendah yang biasa aku gunakan untuk masuk ke sekolah. Hup! Teriakku berhasil melewati dinding itu. Terdengar suara tepuk tangan kecil di sebelah kananku. Aku menengok ke kanan. Seseorang disana tersenyum girang melihat aksiku. wajahku memerah karena malu.
“sejak kapan kamu disini?” tanyaku panik.
“setiap pagi aku disini, melihat gayamu melompat. Sampai aku hafal setiap hari apa saja kamu terlambat. Sabtu pagi.”
Aku beringsut. Aku melihat tas punggungnya, oh rupanya ini orang yang dulu aku ikutin? Aku melihat wajahnya. terlihat asing. Tapi pernah lihat.
“ngapain lihat-lihat?” tanyanya sambil melihatku yang sedang meneliti detail setiap inci makhluk menyebalkan di depanku.
“eh, kamu siapa? Kelas berapa?” tanyaku hanya sekedar memastikan.
“malah ngajak kenalan! Gak penting! Silahkan kamu pergi dari sini!”
“yeee!! Biasa aja kali mas!” aku kesal sendiri. Aku lebih memilih pergi menghentakkan kakiku dan berlalu begitu saja. Tanpa melihat ke belakang lagi.
Aku kesal hari ini aku ketauan.
Setelah kejadian di belakang gudang sekolah itu, aku dibuat penasaran dengan cowok berwajah manis itu. Aku memilih untuk terlambat seokolah setiap hari. Sampai kak Bayu marah-marah karena kelakuanku yang memperlambat makan dan mandi. Tapi, aku tidak peduli. aku harus ketemu cowok itu. karena setiap aku cari di sekolah ia tak pernah terlihat ada. Aku sempat berfikir apa ia masih punya ruangan tersembunyi lagi. Aku tidak tau. Dan aku harus cari tau.
Sial, hari ini pun aku tidak melihatnya. Padahal aku sudah memperkirakan waktu yang tepat agar bisa bertemu dengan orang itu, dan supaya terlihat tidak sengaja sedang mencarinya. karena setiap bertemu, ia tak pernah memberitau nama dan kelasnya. Ia benar-benar susah untuk dicari informasinya. Mengingat nama dan kelasnya saja aku tak tau. Sedang di sekolah ini banyak nama dan kelas yang bisa jadi kemungkinan untuk informasi tentang cowok itu.
Tiap istirahat sekolah ia juga tak ada dimana-mana. Di kantin, di kelas-kelas, di perpustakaan. Dimanapun ia tak ada. Apa jangan-jangan dia hantu?
“ada apa sih Ra?” Tanya Kisya di sela-sela jam istirahat. “sekolah terlambat, istirahat selalu ngilang, pelajaran nglamun. Udahlah lupain Kevin, Ra. Dia gak baik buat kamu”
Aku kaget mendengar ungkapan Kisya padaku. “bukan Kevin. ini gak ada hubungannya dengan Kevin!” teriakku.
Tidak jauh dari tempatku dudukku, Karin mendengar ucapanku. Ia tertawa sinis melihatku. Membuatku berpaling dan melototkan mataku untuk menyuruhnya diam. Ia malah semakin girang melihat ekspresiku. “Udahlah Ra, terima saja. Kevin itu skarang milikku.”
“ambil saja BEKAS PACARKU karena sekarang aku gak butuh!”
Kevin yang baru saja masuk kelas dan mendengar ucapanku, tiba-tiba datang dan menampar wajahku. Aku kaget pipiku merah mataku berlinang. Sakit.
Aku berlari meninggalkan kelas terus berlari melewati lorong. Berlari terus hingga aku menemukan sebuah tangga, aku turun ke bawah dan terlihat disana taman yang indah. Aku baru tau ada tempat seperti ini di sekolahku.
Perasaanku tiba-tiba merasa aneh. Sakit hati tadi. Dan penemuanku atas taman ini adalah perasaan yang sangat kontras. Dari prasaaan sakit hati berubah menjadi perasaan damai dan tenang.
“e’hem!!” seseorang berdeham di belakangku.
Aku menoleh dan ternyata aku dapati seorang laki-laki sedang duduk sambil menikmati puntung rok*k di tangannya.
“kamu?” aku kaget melihatnya. orang misterius yang aku cari selama ini.
“ya, kenapa?” ia tersenyum simpul. “mau rok*k?”
Aku menggeleng “aku gak merok*k, apa yang kamu lakukan disini? Dan berapa tempat yang kamu ketahui sebagai tempat rahasia?”
“disini aku sedang merok*k, apa kamu gak lihat nona? Hmm, Ada banyak. Tapi disini favoritku, bagaimana kamu tau tempat ini?”
Aku menggeleng. Laki-laki itu tersenyum. Pasti ia tau aku habis menangis. dan ia tau, pasti aku tak sengaja menemukan tepat persembunyiannya.
“aku Anto. Kelas 11 IPA 5. Dan aku tau kamu pasti Klara. Kelas 11 IPA 2”
“bagaimana kamu bisa tau?”
Anto seperti mengabaikan pertanyaanku tapi sepertinya dia ingin mengatakan itu tidak penting ia tau darimana.
Ia bercerita bahwa sejak ia melihaku melompati dinding belakang sekolah ia sering mengamati ku di setiap tempat. Ia takut kalau aku akan melapor kepada guru BP. Bahkan ia tau kalau selama ini aku mencari-cari sosoknya, dari caraku menatapi orang-orang sekitar dan mengamati setiap ruang kelas. Makanya ia bersembunyi. Membiarkan aku dalam ruang penasaran. Dan tiba-tiba aku malu mendengar ceritanya. Aku terlihat sangat bodoh.
Dan di sinilah kita bertemu. Di tempat yang katanya tempat favoritnya. Dengan tidak sengaja. Dan entah kenapa hubungan ku dengan Kevin, ku ceritakan kepada Anto dengan mengalir apa adanya. Dan Anto dengan setia mendengarkanku. Dan ia juga cerita alasannya mengapa ia merok*k. Itu karena ia kesal pada Ayahnya yang suka mengatur kehidupannya.
Anto sengaja mencari tempat-tempat persembunyian di sekolah agar terhindar dari guru BP saat merok*k. Ia juga sering terlambat sama sepertiku karena ia harus menemui Ibunya yang berada di rumah sakit jiwa. Ibunya gila karena stress, adiknya meninggal saat dilahirkan.
Hari-hari ku jalani berteman dengan Anto di tempat-tempat rahasia di sekolah. Kita belajar bersama membuat ide-ide cemerlang, terlambat bersama dan saling mengenal sebagai seorang sahabat. Dan sejak saat itu, Anto belajar untuk mengurangi rok*knya.
Kabar terakhir kudengar Kevin dan Karin putus karena Karin selingkuh dengan sahabat Kevin. Ia kepergok sedang jalan berdua ke kebun binatang. Kabarnya, Karin memang orang yang mudah jatuh cinta.
Dan terlihat guratan sebal di wajah Kevin ketika aku duduk berdua dengan Anto di kantin sekolah. Tapi, aku tidak peduli.
Kukenalkan semua tempat rahasia kami kepada Kisya. Dan sempurna kami bertiga -Aku, Anto dan Kisya- berbagi ilmu dan berbagi canda. karena bagi kami persahabatan lebih indah dibandingkan hal lainnya.
Ternyata Anto orangnya seru juga lho.
Nyesel pernah pacaran dengan Kevin, ups!

0 komentar:

Posting Komentar