Test Footer

Faceblog Evolutions
Tutorial Blog | SEO | HTML | CSS | jQuery
http://mas-andes.blogspot.com

Faceblog Evolutions
Tutorial Blog | SEO | HTML | CSS | jQuery
http://mas-andes.blogspot.com

Faceblog Evolutions
Tutorial Blog | SEO | HTML | CSS | jQuery
http://mas-andes.blogspot.com

Faceblog Evolutions
Tutorial Blog | SEO | HTML | CSS | jQuery
http://mas-andes.blogspot.com

Faceblog Evolutions
Tutorial Blog | SEO | HTML | CSS | jQuery
http://mas-andes.blogspot.com

Ads by Faceblog Evolutions

Rabu, 05 November 2014

HIV DAN AIDS


ASAL-USUL VIRUS HIV
Penemuan kasus AIDS untuk pertama kalinya di Amerika Serikat pada tahun 1981, ternyata hanya sedikit memberi informasi tentang sumber penyakit ini. Sekarang sudah terbukti bahwa AIDS disebabkan oleh virus yang dikenal dengan HIV. HIV adalah bagian dari keluarga atau kelompok lentivirus. Lentivirus seperti HIV dapat ditemukan dalam lingkup luas primata non-manusia. Lentivirus yang lain, diketahui secara kolektif sebagai virus monyet yang dikenal dengan SIV (Simian Immunodeficiency Virus).

Bagaimana proses SIV menjadi HIV pada manusia?
(1) Teori Pemburu, merupakan teori yang paling banyak dianut. Di dalam teori ini dijelaskan bahwa, SIVcpz dapat berpindah ke manusia, ketika seseorang berburu simpanse kemudian membunuh serta memakan dagingnya. Terkadang virus yang masuk bisa tetap sebagai SIV, atau dalam suatu kesempatan akan berubah menjadi HIV.
(2) Teori Vaksin Polio, merupakan teori lain yang mengatakan bahwa HIV dapat berpindah secara tidak sengaja karena kealpaan pihak medis, misalnya melalui percobaan medis. Teori ini disebarluaskan secara baik dimana vaksin polio yang memainkan peranan dalam perpindahan ini, karena vaksin tersebut dibuat dengan menggunakan ginjal monyet.
(3) Teori Kontaminasi Jarum Suntik, merupakan lanjutan dari “Teori Pemburu”, dimana pada tahun 1950 sudah digalakkan untuk memakai jarum suntik yang hanya sekali pakai serta menerapkan penataan untuk mensterilkan peralatan medis, tetapi ini memakan banyak anggaran sehingga terkadang, satu jarum digunakan untuk beberapa orang tanpa disterilkan terlebih dahulu. Hal tersebut akan mempercepat terkontaminasinya dengan berbagai macam infeksi.
(4) Teori Penjajahan, dasar pemikiran teori ini mengacu pada teori pemburu. Pada akhir abad XIX hingga awal abad XX, sebagian besar negara Afrika mengalami penjajahan. Seperti layaknya warga yang terjajah, rakyat Afrika diwajibkan mengikuti kerja paksa, mereka ditempatkan dalam satu camp dimana sanitasinya sangat buruk, kerja fisik diluar batas serta kebutuhan makanan tidak terjamin bahkan tidak menutup kemungkinan mereka mendapatkan lauk berupa simpanse yang sedang mengidap SIV.
(5) Teori Konspirasi. Beberapa orang mengatakan bahwa virus HIV adalah rekayasa manusia. Dari survey yang dilakukan di Amerika Serikat, didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden berkulit hitam mempercayai bahwa virus HIV memang diciptakan untuk memusnahkan sebagian besar orang berkulit hitam serta para homoseksual. Beberapa bahkan meyakini bahwa virus HIV disebarkan di seluruh dunia melalui program imunisasi campak maupun melalui uji coba program vaksinasi Hepatitis B kepada kaum homosexsual.

 Sejauh ini, masih belum ada satu teoripun yang mampu menjelaskan dengan memuaskan bagaimana SIV pada binatang bisa menyeberang menjadi HIV pada manusia.
Kapan perpindahan itu terjadi?
 Ada tiga kejadian yang dianggap sebagai infeksi HIV paling awal, yaitu:
1. Contoh plasma (cairan darah) yang diambil dari seorang pria dewasa yang hidup di Republik Demokratik Kongo tahun1959.
2. HIV ditemukan pada contoh jaringan tubuh dari seorang pemuda Amerika–Afrika yang meninggal dunia di St.Louis, AS, tahun 1969.
3. HIV ditemukan pada contoh jaringan tubuh dari seorang pelaut Norwegia yang meninggal dunia sekitar tahun1976. Analisis yang dilakukan pada tahun 1998 tentang contoh plasma dari 1959 mengesankan bahwa HIV-1 memasuki manusia sekitar 1940-an atau awal 1950-an, lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya.
 Dimana virus HIV pertama kali muncul pada manusia? Kita mungkin tidak akan pernah tahu secara pasti kapan Kita mungkin tidak akan pernah tahu secara pasti kapan dan dimana virus HIV muncul pertama kali, tetapi yang jelas pada suatu waktu di pertengahan abad 20-an ini, infeksi HIV pada manusia berkembang menjadi epidemi penyakit di seluruh dunia yang saat ini lebih dikenal sebagai AIDS. Dipercayai ada 3 proses yang mempermudah penularan sehingga menyebabkan penyebaran secara luas.
# Penyebab HIV AIDS Faktor-faktor yang menjadi Penyebab HIV AIDS di suatu wilayah antara lain sebagai berikut :
  1. Tingginya penyalahgunaan obat bius Merajalelanya praktek pelacuran, praktek homoseksualitas dan perilaku bebas lain yang kurang aman Rendahnya penggunaan kondom Penggunaan jarum suntik yang tidak steril Donor darah yang tidak melalui uji saring atau diskrining bebas HI Mobilitas penduduk.
  2. penyebab HIV Aids pada wanita bisa terjadi akibat melakukan hubungan seks bebas dengan banyak lelaki.
  CARA PENULARAN
    1. Lewat cairan darah: Melalui transfusi darah /produk darah yg sudah tercemar HIV
    2. Lewat pemakaian jarum suntik yang sudah tercemar HIV, yang dipakai bergantian tanpa disterilkan, Lewat cairan sperma dan cairan vagina : Melalui hubungan seks penetratif (penis masuk kedalam Vagina/Anus), tanpa menggunakan kondom, sehingga memungkinkan tercampurnya cairan sperma dengan cairan vagina (untuk hubungan seks lewat vagina) ; atau tercampurnya cairan sperma dengan darah, yang mungkin terjadi dalam hubungan seks lewat anus.
    3.  Lewat Air Susu Ibu : Penularan ini dimungkinkan dari seorang ibu hamil yang HIV positif, dan melahirkan lewat vagina; kemudian menyusui bayinya dengan ASI. Kemungkinan penularan dari ibu ke bayi (Mother-to-Child Transmission) ini berkisar hingga 30%
 Karena HIV – dalam jumlah yang cukup untuk menginfeksi orang lain-ditemukan dalam darah, air mani dan cairan vagina Odha. Melalui cairan-cairan tubuh yang lain, tidak pernah dilaporkan kasus penularan HIV (misalnya melalui: air mata, keringat, air liur/ludah, air kencing).
Dalam satu kali hubungan seks secara tidak aman dengan orang yang terinfeksi HIV dapat terjadi penularan. Walaupun secara statistik kemungkinan ini antara 0,1% hingga 1% (jauh dibawah risiko penularan HIV melalui transfusi darah) tetapi lebih dari 90% kasus penularan HIV/AIDS terjadi melalui hubungan seks yang tidak aman. karena kegiatan sehari-hari Odha tidak memungkinkan terjadinya pertukaran cairan tubuh yang menularkan HIV.
 Kita tidak tertular HIV selama kita mencegah kontak darah dengan Odha dan jika berhubungan seks. Kondisi ini disebut “asimptomatik” yaitu tanpa gejala. Pada orang dewasa sesudah 5-10 tahun mulai tampak gejala-gejala AIDS.
Hal yang juga menyulitkan adalah virus HIV tidak memiliki pola genetik atau target yang spesifik. Dengan kata lain, hampir semua orang yang terpapar, berbagi risiko yang sama. HIV dimulai dengan masa inkubasi. Virus ini dapat bersembunyi di dalam tubuh dari 2 sampai 4 minggu. Tahap infeksi akut berlangsung hampir sebulan. Demam, sakit tenggorokan, ruam, nyeri otot, dan pembengkakan kelenjar getah bening merupakan tanda perkembangan awal HIV. Luka lantas mulai muncul di sekitar mulut dan tenggorokan.
Selama tahap laten, semua gejala hilang selama beberapa minggu atau bahkan bertahun-tahun sebelum akhirnya berkembang menjadi Auto Immune Deficiency Syndrome (AIDS).
 Penurunan berat badan yang tidak diketahui sebabnya, infeksi paru-paru, ruam dan luka pada mulut, semuanya merupakan tanda-tanda AIDS. Pada kondisi ini, tubuh menjadi sangat rentan terhadap hepatitis, herpes, tuberkulosis, dan pneumonia.
# Cara pencegahan Program pencegahan penularan dan penyebaran HIV
lebih dipusatkan pada pendidikan masyarakat mengenai cara-cara penularan HIV.
Dan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari HIV/AIDS adalah sebagai berikut:
1.  Membiasakan Diri dengan Perilaku Seks yang Sehat Sebagian besar penularan HIV terjadi melalui hubungan seksual.
2. Menggunakan Jarum Suntik dan Alat-alat Medis yang Steril Para tenaga medis hendaknya memperhatikan alat-alat kesehatan yang mereka gunakan. Jarum suntik yang digunakan harus terjamin sterilitasnya dan sebaiknya hanya sekali pakai.

 # Isu Tekhnologi
            Terapi Radioaktif untuk Musnahkan Virus HIV Ilmuwan menemukan radioaktif bisa dimanfaatkan untuk memusnahkan virus HIV / AIDS yang bersembunyi di tubuh pasien, bahkan di otak. Pendekatan ini merupakan bagian dari upaya menyembuhkan AIDS. Para peneliti akhirnya berpikir untuk mencari cara memusnahkan virus HIV-AIDS, setelah 30 tahun memerangi virus mematikan yang tak bisa disembuhkan ini. Hingga akhirnya, Gedung Putih dan National Institutes of Health (NIH) mengumumkan sebuah penelitian sebagai bentuk upaya penyembuhan AIDS, dengan nilai investasi mencapai USD100 juta.. Sel laten yang menyebabkan HIV tidak bisa disembuhkan.
Sel-sel yang terinfeksi ini bersembunyi di dalam tubuh, diam, namun ketika pengobatan berhenti, sel-sel ini bereaksi kembali. Ekaterina Dadachova dari Albert Einstein College of Medicine di Yeshiva University New York beserta koleganya, tengah mengupayakan untuk memusnahkan sel laten ini dengan terapi kanker yang disebut radioimmunotherapy. Radioimmunotherapy menggunakan antibodi monoklonal, sebuah versi rekayasa dari virus sistem kekebalan tubuh manusia, yang kemudian bersentuhan dengan material radioaktif, bismuth-213. Antibodi ini dirancang untuk mengenali HIV, kemudian mengenai sel yang terinfeksi, dan mengantarkan radiasi yang mematikan virus HIV.. Menurutnya, terapi ini tidak berbahaya karena ide dasar dari radioimmunotherapy untuk HIV menggunakan isotop yang bisa menyasar sel terinfeksi secara tepat Dalam pertemuan Perkumpulan Radiologi Amerika Utara, Dadachova mengungkapkan terapi ini memusnahkan sel terinfeksi yang masih bersarang di tubuh pasien, bahkan di otak. Obat-obatan bahkan tidak bisa memberikan hasil seperti ini. PBB melaporkan virus HIV yang menyebabkan AIDS, menjangkiti 35 juta orang di dunia, dan menyebabkan kematian pada 36 juta orang. Hingga saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkannya, dan vaksin pun tidak memberikan hasil optimal. Terapi obat yang disebut antiretroviral bisa menekan virus ke level terendah dan sangat kecil kemungkinannya menginfeksi yang lain.
 Meski begitu, masih ada virus yang tersisa. Dan jika pengobatan terhenti, virus muncul lagi. Meski pada beberapa kasus—yang terbilang jarang— pasien bisa sembuh dengan terapi obat ini. Menurut Clyde Crumpacker dari Beth Israel Deaconess Medical Center dan Harvard Medical School, Boston, satu masalah yang muncul saat ingin memusnahkan HIV adalah virus ini bisa bersembunyi di dalam sel. Antibodi bisa mengenali sel mana yang seharusnya diserang karena sel-sel ini menampilkan sedikit bagian protein pada permukaan sel. Namun HIV terintegrasi dengan DNA sel. Dan menurut ahli, virus ini bisa menginfeksi sel tanpa menunjukkan keberadaannya. Sehingga antibodi sepintar apa pun tidak akan bisa menemukan atau mengenalinya. Karenanya, lanjut Crumpacker, temuan Dadachova menjanjikan dan perlu dilakukan pengujian yang lebih hebat. Sementara menurut Anthony Fauci, direktur dari National Institute of Allergy and Infectious Diseases, temuan ini masih sebatas eksperimen dan belum diujikan pada manusia. Mengenai hal itu, Dadachova mengatakan timnya sedang meminta izin dan mencari bantuan dana untuk melakukan pengujian pada pasien di Afrika Selatan dan Amerika Serikat.

0 komentar:

Posting Komentar