ASAL-USUL
VIRUS HIV
Penemuan kasus AIDS untuk pertama kalinya di Amerika Serikat pada
tahun 1981, ternyata hanya sedikit memberi informasi tentang sumber penyakit
ini. Sekarang sudah terbukti bahwa AIDS disebabkan oleh virus yang dikenal
dengan HIV. HIV adalah bagian dari keluarga atau kelompok lentivirus.
Lentivirus seperti HIV dapat ditemukan dalam lingkup luas primata non-manusia.
Lentivirus yang lain, diketahui secara kolektif sebagai virus monyet yang
dikenal dengan SIV (Simian Immunodeficiency Virus).
Bagaimana proses SIV menjadi HIV pada manusia?
(1) Teori Pemburu, merupakan teori yang paling
banyak dianut. Di dalam teori ini dijelaskan bahwa, SIVcpz dapat berpindah ke
manusia, ketika seseorang berburu simpanse kemudian membunuh serta memakan
dagingnya. Terkadang virus yang masuk bisa tetap sebagai SIV, atau dalam suatu
kesempatan akan berubah menjadi HIV.
(2) Teori Vaksin Polio, merupakan teori lain yang
mengatakan bahwa HIV dapat berpindah secara tidak sengaja karena kealpaan pihak
medis, misalnya melalui percobaan medis. Teori ini disebarluaskan secara baik
dimana vaksin polio yang memainkan peranan dalam perpindahan ini, karena vaksin
tersebut dibuat dengan menggunakan ginjal monyet.
(3) Teori Kontaminasi Jarum Suntik, merupakan
lanjutan dari “Teori Pemburu”, dimana pada tahun 1950 sudah digalakkan untuk
memakai jarum suntik yang hanya sekali pakai serta menerapkan penataan untuk
mensterilkan peralatan medis, tetapi ini memakan banyak anggaran sehingga
terkadang, satu jarum digunakan untuk beberapa orang tanpa disterilkan terlebih
dahulu. Hal tersebut akan mempercepat terkontaminasinya dengan berbagai macam
infeksi.
(4) Teori Penjajahan, dasar pemikiran teori ini
mengacu pada teori pemburu. Pada akhir abad XIX hingga awal abad XX, sebagian
besar negara Afrika mengalami penjajahan. Seperti layaknya warga yang terjajah,
rakyat Afrika diwajibkan mengikuti kerja paksa, mereka ditempatkan dalam satu
camp dimana sanitasinya sangat buruk, kerja fisik diluar batas serta kebutuhan
makanan tidak terjamin bahkan tidak menutup kemungkinan mereka mendapatkan lauk
berupa simpanse yang sedang mengidap SIV.
(5) Teori Konspirasi. Beberapa orang mengatakan
bahwa virus HIV adalah rekayasa manusia. Dari survey yang dilakukan di Amerika
Serikat, didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden berkulit hitam
mempercayai bahwa virus HIV memang diciptakan untuk memusnahkan sebagian besar
orang berkulit hitam serta para homoseksual. Beberapa bahkan meyakini bahwa
virus HIV disebarkan di seluruh dunia melalui program imunisasi campak maupun
melalui uji coba program vaksinasi Hepatitis B kepada kaum homosexsual.
Sejauh
ini, masih belum ada satu teoripun yang mampu menjelaskan dengan memuaskan
bagaimana SIV pada binatang bisa menyeberang menjadi HIV pada manusia.
Kapan perpindahan itu terjadi?
Ada tiga kejadian yang dianggap
sebagai infeksi HIV paling awal, yaitu:
1. Contoh plasma (cairan darah) yang diambil dari
seorang pria dewasa yang hidup di Republik Demokratik Kongo tahun1959.
2. HIV ditemukan pada contoh jaringan tubuh dari
seorang pemuda Amerika–Afrika yang meninggal dunia di St.Louis, AS, tahun 1969.
3. HIV ditemukan pada contoh jaringan tubuh dari
seorang pelaut Norwegia yang meninggal dunia sekitar tahun1976. Analisis yang
dilakukan pada tahun 1998 tentang contoh plasma dari 1959 mengesankan bahwa
HIV-1 memasuki manusia sekitar 1940-an atau awal 1950-an, lebih awal dari yang
diperkirakan sebelumnya.
Dimana
virus HIV pertama kali muncul pada manusia? Kita mungkin tidak akan pernah tahu
secara pasti kapan Kita mungkin tidak akan pernah tahu secara pasti kapan dan
dimana virus HIV muncul pertama kali, tetapi yang jelas pada suatu waktu di
pertengahan abad 20-an ini, infeksi HIV pada manusia berkembang menjadi epidemi
penyakit di seluruh dunia yang saat ini lebih dikenal sebagai AIDS. Dipercayai
ada 3 proses yang mempermudah penularan sehingga menyebabkan penyebaran secara
luas.
# Penyebab HIV AIDS Faktor-faktor yang menjadi Penyebab HIV AIDS di
suatu wilayah antara lain sebagai berikut :
- Tingginya penyalahgunaan obat bius Merajalelanya praktek pelacuran, praktek homoseksualitas dan perilaku bebas lain yang kurang aman Rendahnya penggunaan kondom Penggunaan jarum suntik yang tidak steril Donor darah yang tidak melalui uji saring atau diskrining bebas HI Mobilitas penduduk.
- penyebab HIV Aids pada wanita bisa terjadi akibat melakukan hubungan seks bebas dengan banyak lelaki.
CARA PENULARAN
- Lewat cairan darah: Melalui transfusi darah /produk darah yg sudah tercemar HIV
- Lewat pemakaian jarum suntik yang sudah tercemar HIV, yang dipakai bergantian tanpa disterilkan, Lewat cairan sperma dan cairan vagina : Melalui hubungan seks penetratif (penis masuk kedalam Vagina/Anus), tanpa menggunakan kondom, sehingga memungkinkan tercampurnya cairan sperma dengan cairan vagina (untuk hubungan seks lewat vagina) ; atau tercampurnya cairan sperma dengan darah, yang mungkin terjadi dalam hubungan seks lewat anus.
- Lewat Air Susu Ibu : Penularan ini dimungkinkan dari seorang ibu hamil yang HIV positif, dan melahirkan lewat vagina; kemudian menyusui bayinya dengan ASI. Kemungkinan penularan dari ibu ke bayi (Mother-to-Child Transmission) ini berkisar hingga 30%
Karena HIV – dalam jumlah yang
cukup untuk menginfeksi orang lain-ditemukan dalam darah, air mani dan cairan
vagina Odha. Melalui cairan-cairan tubuh yang lain, tidak pernah dilaporkan
kasus penularan HIV (misalnya melalui: air mata, keringat, air liur/ludah, air
kencing).
Dalam satu kali hubungan seks secara tidak aman dengan orang yang
terinfeksi HIV dapat terjadi penularan. Walaupun secara statistik kemungkinan
ini antara 0,1% hingga 1% (jauh dibawah risiko penularan HIV melalui transfusi
darah) tetapi lebih dari 90% kasus penularan HIV/AIDS terjadi melalui hubungan
seks yang tidak aman. karena kegiatan sehari-hari Odha tidak memungkinkan
terjadinya pertukaran cairan tubuh yang menularkan HIV.
Kita tidak
tertular HIV selama kita mencegah kontak darah dengan Odha dan jika berhubungan
seks. Kondisi ini disebut “asimptomatik” yaitu tanpa gejala. Pada orang dewasa
sesudah 5-10 tahun mulai tampak gejala-gejala AIDS.
Hal yang juga menyulitkan adalah virus HIV tidak memiliki pola genetik
atau target yang spesifik. Dengan kata lain, hampir semua orang yang terpapar,
berbagi risiko yang sama. HIV dimulai dengan masa inkubasi. Virus ini dapat
bersembunyi di dalam tubuh dari 2 sampai 4 minggu. Tahap infeksi akut
berlangsung hampir sebulan. Demam, sakit tenggorokan, ruam, nyeri otot, dan
pembengkakan kelenjar getah bening merupakan tanda perkembangan awal HIV. Luka
lantas mulai muncul di sekitar mulut dan tenggorokan.
Selama tahap laten, semua gejala hilang selama
beberapa minggu atau bahkan bertahun-tahun sebelum akhirnya berkembang menjadi
Auto Immune Deficiency Syndrome (AIDS).
Penurunan berat badan yang
tidak diketahui sebabnya, infeksi paru-paru, ruam dan luka pada mulut, semuanya
merupakan tanda-tanda AIDS. Pada kondisi ini, tubuh menjadi sangat rentan
terhadap hepatitis, herpes, tuberkulosis, dan pneumonia.
# Cara pencegahan Program pencegahan penularan
dan penyebaran HIV
lebih dipusatkan pada pendidikan masyarakat mengenai cara-cara
penularan HIV.
Dan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari HIV/AIDS adalah
sebagai berikut:
1. Membiasakan Diri dengan Perilaku Seks yang
Sehat Sebagian besar penularan HIV terjadi melalui hubungan seksual.
2. Menggunakan Jarum Suntik dan Alat-alat Medis
yang Steril Para tenaga medis hendaknya memperhatikan alat-alat kesehatan yang
mereka gunakan. Jarum suntik yang digunakan harus terjamin sterilitasnya dan
sebaiknya hanya sekali pakai.
# Isu Tekhnologi
Terapi
Radioaktif untuk Musnahkan Virus HIV Ilmuwan menemukan radioaktif bisa
dimanfaatkan untuk memusnahkan virus HIV / AIDS yang bersembunyi di tubuh
pasien, bahkan di otak. Pendekatan ini merupakan bagian dari upaya menyembuhkan
AIDS. Para peneliti akhirnya berpikir untuk mencari cara memusnahkan virus
HIV-AIDS, setelah 30 tahun memerangi virus mematikan yang tak bisa disembuhkan
ini. Hingga akhirnya, Gedung Putih dan National Institutes of Health (NIH)
mengumumkan sebuah penelitian sebagai bentuk upaya penyembuhan AIDS, dengan
nilai investasi mencapai USD100 juta.. Sel laten yang menyebabkan HIV tidak
bisa disembuhkan.
Sel-sel yang terinfeksi ini bersembunyi di dalam
tubuh, diam, namun ketika pengobatan berhenti, sel-sel ini bereaksi kembali.
Ekaterina Dadachova dari Albert Einstein College of Medicine di Yeshiva
University New York beserta koleganya, tengah mengupayakan untuk memusnahkan
sel laten ini dengan terapi kanker yang disebut radioimmunotherapy.
Radioimmunotherapy menggunakan antibodi monoklonal, sebuah versi rekayasa dari
virus sistem kekebalan tubuh manusia, yang kemudian bersentuhan dengan material
radioaktif, bismuth-213. Antibodi ini dirancang untuk mengenali HIV, kemudian
mengenai sel yang terinfeksi, dan mengantarkan radiasi yang mematikan virus
HIV.. Menurutnya, terapi ini tidak berbahaya karena ide dasar dari
radioimmunotherapy untuk HIV menggunakan isotop yang bisa menyasar sel
terinfeksi secara tepat Dalam pertemuan Perkumpulan Radiologi Amerika Utara,
Dadachova mengungkapkan terapi ini memusnahkan sel terinfeksi yang masih
bersarang di tubuh pasien, bahkan di otak. Obat-obatan bahkan tidak bisa
memberikan hasil seperti ini. PBB melaporkan virus HIV yang menyebabkan AIDS,
menjangkiti 35 juta orang di dunia, dan menyebabkan kematian pada 36 juta
orang. Hingga saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkannya, dan vaksin pun
tidak memberikan hasil optimal. Terapi obat yang disebut antiretroviral bisa
menekan virus ke level terendah dan sangat kecil kemungkinannya menginfeksi
yang lain.
Meski
begitu, masih ada virus yang tersisa. Dan jika pengobatan terhenti, virus
muncul lagi. Meski pada beberapa kasus—yang terbilang jarang— pasien bisa
sembuh dengan terapi obat ini. Menurut Clyde Crumpacker dari Beth Israel
Deaconess Medical Center dan Harvard Medical School, Boston, satu masalah yang
muncul saat ingin memusnahkan HIV adalah virus ini bisa bersembunyi di dalam
sel. Antibodi bisa mengenali sel mana yang seharusnya diserang karena sel-sel
ini menampilkan sedikit bagian protein pada permukaan sel. Namun HIV
terintegrasi dengan DNA sel. Dan menurut ahli, virus ini bisa menginfeksi sel
tanpa menunjukkan keberadaannya. Sehingga antibodi sepintar apa pun tidak akan
bisa menemukan atau mengenalinya. Karenanya, lanjut Crumpacker, temuan
Dadachova menjanjikan dan perlu dilakukan pengujian yang lebih hebat. Sementara
menurut Anthony Fauci, direktur dari National Institute of Allergy and
Infectious Diseases, temuan ini masih sebatas eksperimen dan belum diujikan
pada manusia. Mengenai hal itu, Dadachova mengatakan timnya sedang meminta izin
dan mencari bantuan dana untuk melakukan pengujian pada pasien di Afrika
Selatan dan Amerika Serikat.
0 komentar:
Posting Komentar