Test Footer

Faceblog Evolutions
Tutorial Blog | SEO | HTML | CSS | jQuery
http://mas-andes.blogspot.com

Faceblog Evolutions
Tutorial Blog | SEO | HTML | CSS | jQuery
http://mas-andes.blogspot.com

Faceblog Evolutions
Tutorial Blog | SEO | HTML | CSS | jQuery
http://mas-andes.blogspot.com

Faceblog Evolutions
Tutorial Blog | SEO | HTML | CSS | jQuery
http://mas-andes.blogspot.com

Faceblog Evolutions
Tutorial Blog | SEO | HTML | CSS | jQuery
http://mas-andes.blogspot.com

Ads by Faceblog Evolutions

Rabu, 19 November 2014

Sayyid Muhammad Husein Tabataba'i Bocah Menggemparkan Dunia



1.    Sayyid muhammad husein tabataba’i
Subhanaallah... kata yang patut kita ucapkan tatkala melihat sesuatu yang mencengangkan dan membuat kita kagum/takjub keyika melihat segala sesuatu yang Allah ciptakan dimuka bumi ini. Anak ini yang pertama mampu menyampaikan semua keinginan dan percakapan sehari-hari dengan menggunakan ayat-ayat suci Al-Qur’an.
Sayyid Muhammad Husein Tabataba’i, lahir pada tanggal 16 Februari 1991 di kota Qom, sekitar 135 kilometer dari Teheran, ibu kota Iran. Dia adalah Doktor Cilik Hafal dan Paham Al-Qur’an.
          Husein mendapat gelar Doktor pada usia 7 tahun di Hijaz Collage Islamic University yang terletak di jantung wilayah Kerajaan Inggris, sekitar 32 kilometer dari kota Birmingham. Dia menjalani ujian selama 210 menit dan memperoleh nilai 93. Husein menjalani ujian dalam dua kali pertemuan. Ujian yang harus dilaluinya meliputi lima bidang. Yakni, menghafal Al-Qur’an dan menerjemahkannya ke dalam bahasa persia, menerangkan topik ayat Al-Qur’an, menafsirkan dan menerangkan ayat Al-Qur’an dengan menggunakan ayat lainnya, bercakap-cakap dengan menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an, dan metode menerangkan makna Al-Qur’an dengan metode isyarat tangan. Sesuai standar dari Hijaz collage Islamic University, dengan nilai 93, pada tanggal 19 Februari 1998 Husein menerima ijazah Doktor Honoris Causa dalam bidang “Science of The Retention of The Holy Quran”. Menurut standar yang ditetapkan Hijaz College, peraih nilai 60-70 akan diberi sertifikat diploma, 70-80 sarjana kehormatan, 80-90 magister kehormatan, dan di atas 90 doktor kehormatan honoris causa.
          Seorang anak Iran bernama Sayyid Muhammad Husein Tabataba’i, yang mulai belajar Al-Qur’an pada usia 2 tahun, dan berhasil hafal 30 juz dalam usia 5 tahun! Pada usia sebelia itu dia tidak hanya mampu menghafal seluruh isi Al-Qur’an, tapi juga mampu menerjemahkan arti setiap ayat ke dalam bahasa ibunya yaitu Persia, memahami makna ayat-ayat tersebut, dan bisa menggunakan ayat-ayat itu dalam percakapan sehari-hari. Bahka dia mampu mengetahui dengan pasti di halaman berapa letak suatu ayat, dan di baris ke berapa, di kiri atau di kanan halaman Al-Qur’an. Dia mampu secara berurutan menyebutkan ayat-ayat pertama dari setiap halaman Al-Qur’an, atau menyebutkan ayat-ayat dalam satu halaman secara terbalik, mulai dari ayat terakhir sampai ke ayat pertama.
          Selama di Inggris, Husein juga diundang dalam berbagai majelis yang diadakan komunitas muslim setempat. Umunya para tamu undangan ingin menguji kemampuan bocah ajaib tersebut. Uniknya, Husein menjawab semua pertanyaan dengan mengutip ayat Al-Qur’an. Contohnya, dalam satu forum seseorang bertanya, Bagaimana pendapatmu tentang budaya Barat? Husein menjawab, “(Mereka) menyia-nyiakan salat dan memperturutkan hawa nafsunya.” (QS 19:59). Penanya lain bertanya, “Apa yang dilakukan Imam Khomeini terhadap Iran?” Husein menjelaskan,”(Dia)membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka.” (QS 7:15). Maksudnya, pada pemerintahan monarki, rakyat Iran terbelenggu dan tertindas. Lalu Imam Khomeini memimpin revolusi untuk membebaskan rakyat dari belenggu dan penindasan.
          Untuk kasus Husein, proses pendidikan  Al-Qur’an telah dimulai sejak dia masih dalam kandungan. Orang tua Husein menikah ketika mereka masing-masing berusia 17 tahun, dan setelah menikah keduaanya bersama-sama berusaha menghafal Al-Qur’an. Tekad itu akhirnya tercapai 6 tahun kemudian, ketika mereka berhasil menghafal 30 juz Al-Qur’an. Dalam proses menghafal itu, keduanya membentuk kelompok khusus hafiz Al-Qur’an. Dalam kelompok itu, secara teratur dan terprogram, orang tua Husein dan rekan-rekannya yang juga berkeinginan untuk menghafal Al-Qur’an, bersama-sama mengulang hafalan, mengevaluasi dan menambah hafalan. Orang tua Husein juga mendirikan kelas-kelas pelajaran Al-Qur’an yang diikuti oleh para pencinta Al-Qur’an.
          Seiring dengan kegiatan belajar dan mengajar Al-Qur’an orang tuanya, Husein dan saudara-saudaranya tumbuh besar. Husein sejak kecil selalu diajak ibunya untuk menghadiri kelas-kelas Al-Qur’an. Meskipun di kelas-kelas itu Husein hanya duduk mendengarkan, namun ternyata dia menyerap isi pelajaran. Pada usia 2 tahun 4 bulan, Husein sudah menghafal juz ke-30 (juz amma) secara otodidak, hasil dari rutinitasnya dalam mengikuti aktivitas ibunya yang menjadi penghafal dan pengajar Al-Qur’an, serta aktivitas kakak-kakaknya dalam mengulang-ulang hafalan mereka. Melihat bakat istimewa Husein, Ayahnya, Sayyid Muhammad Mahdi Tabataba’i, pun secara serius mengajarkan hafalan Al-Qur’an juz ke-29. Setelah Husein menghafal juz ke-29, dia mulai diajari hafalan juz pertama oleh ayahnya.
          Awalnya, sang ayah menggunakan metode biasa, yakni membacakan ayat-ayat yang harus dihafal, biasanya setengah halaman dalam sehari dan setiap pekan. Namun ayahnya menyadari bahwa metode seperti itu memiliki dua persoalan. Pertama, ketidak mampuan Husein membaca Al-Qur’an membuatnya sangat tergantung kepada ayahnya dalam mengulang-ngulang ayat yang sudah dihafal. Kedua, metode penghafalan Al-Qur’an secara konvensional ini sangat kering dan tidak cocok bagi psikologis anak usia balita. Selain itu, Husein tidak bisa memahami dengan baik makna ayat-ayat yang dihafalnya karena banyak konsep-konsep yang abstrak, yang sulit dipahami anak balita.

0 komentar:

Posting Komentar