Ilmuwan akhir-akhir ini mengetahui bahwa ada penyakit tertentu yang berkaitan dengan disfungsi mitokondria. Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa mitokondria berperan pada gejala penuaan dan tampaknya ikut andil sebagai penyebab penyakit Alzheimer dan kanker.
Inilah bentuk pabrik energi sel-sel tubuh kita. |
Mitokondria merupakan organel yang tidak biasa, karena memiliki ADN sendiri. Mutasi pada ADN mitokondria ternyata bertanggungjawab terhadap beberapa penyakit langka. Misalnya saja Leigh’s syndrome, suatu penyakit yang mematikan pada masa pertumbuhan karena menyebabkan kelumpuhan total dan hilangnya kemampuan verbal. Atau Pearson’s syndrome yang menyebabkan kelainan pada sumsum tulang dan kegagalan kerja pankreas pada anak.
Mitokondria penyebab penuaan
Mitokondria juga diketahui berperan pada masalah penuaan. Reaksi kimia yang berlangsung pada daur Krebs dan rantai transpor elektron kadang melepas elektron yang “nyasar” keluar dari mitokondria dan masuk ke dalam lingkungan sel. Elektron tersebut akan berikatan dengan oksigen dan membentuk radikal bebas. Radikal bebas adalah atom atau kelompok atom yang mengandung elektron yang tidak berpasangan. Radikal bebas sangat cepat bereaksi dengan molekul lain, misalnya ADN dan protein, yang berakibat terganggunya aktivitas sel. Para ahli memperkirakan bahwa penuaan pada manusia, mulai masalah keriput hingga penurunan mental bisa jadi disebabkan karena radikal bebas tersebut.
Hasil riset terkini juga menunjukkan bahwa mitokondria berkorelasi dengan apoptosis, yaitu suatu program kematian sel. Mitokondria diketahui melepaskan sinyal yang memicu proses kematian sel. Pada kasus stroke dan penyakit Alzheimer misalnya, mitokondria menyebabkan terlalu banyak kematian sel yang akhirnya memicu penurunan mental dan gejala yang lain. Pada kasus kanker, mitokondria diduga melakukan kekeliruan dalam memicu proses apoptosis. Kekeliruan ini mengakibatkan tumbuhnya tumor yang menginvasi jaringan yang sehat.
Sel darah putih yang mengalami apoptosis (kanan) sangat berbeda bentuk dengan sel darah putih yang normal (kiri). (Scanning Electron Microscope (SEM) : 2.600x) |
0 komentar:
Posting Komentar